Kamis, 25 Oktober 2012

[Fanfiction//Oneshoot] Evil Eunhyuk


Title: Evil Eunhyuk
Author: Fitrii Kamilaa Elf (@Fifi_JewELF)
Cast: Lee Hyukjae as him self |Lee Donghae as him self | Kwon Yemi [OC]
Genre: Blood scene, OOC, Fantasy, romance(?!)
Rating: PG 13+
Length: Oneshoot
Note: “hei wokaso reddeulmung dongsong bongrong de enistowe!!” dengan ini kalian telah membaca mantra WAJIB RCL. Barang siapa tidak RCL, tanggung sendiri akibatnya. ^^v

---Happy reading (y)---

-Author POV-
Musim dingin akhir tahun, malam itu butiran putih nan dingin seperti kapas turun perlahan-lahan menutupi kota modern, Seoul. Suhu yang teramat dingin membuat sebagian orang memilih berkemul dengan selimut tebal ditemani api unggun dan secangkir teh hangat. Namun sebagian lagi memilih bermain salju di halaman rumah mereka. Berbeda dengan orang kebanyakan, Eunhyuk dan Yemi malah memilih duduk dibawah pohon maple tengah kota sekedar untuk berbincag-bincang.
“oppa,..” panggil Yemi manja.
“ne, ada apa chagi?” sahut Eunhyuk sambil menolehkan kepalanya menghadap kekasihnya.
“apa oppa tidak merasa kedinginan?” tanya Yemi masih dengan nada manja.
“anio. Memangnya kau kedinginan?”
“iya, udaranya terlalu dingin. Aku merasa tidak nyaman.”
“hmm, mari kupeluk.” Ujar Eunhyuk santai.
“ap-apa? APA? Andwae! Jangan coba-coba lakukan itu! Nan shirreo!!”
“lalu, kau mau apa?”
Yemi memutar bola matanya sejenak. “aku tidak tau. Yang jelas, jangan pergi kerumahku.”
Eunhyuk memamerkan gummy smile-nya seraya berkata “kerumahku, kajja!!” putus Eunhyuk sepihak sebelum menanyakan perstujuan dari Yemi.
“oppa, aku kan tidak bilang iya.” Sanggah Yemi berusaha melepaskan kepalan tangan Eunhyuk yang membelenggu pergelangan tangannya.
“geumamhae, jangan banyak bicara. Ikutlah kerumahku.” Jawab Eunhyuk terus membawa tangan Yemi menjauh dari pohon maple yang semula menjadi tempat kedua insan itu berbincang menuju rumahnya.

“oppa~ aku,..aku tidak mau.” Tutur Yemi sambil meremas syal merah yang melingkar indah di lehernya saat tiba didepan rumah Eunhyuk.
Rumah Eunhyuk seperti rumah kosong yang sudah lama tidak ditinggali. Dedaunan kering berserakan dimana-mana, beberapa batang pohon setinggi lebih dari 4 meter berdiri kokoh seolah memagari rumah yang berada ditengah-tengahnya, dan ditambah oleh minimnya penerangan. Rasanya, orang bernama Eunhyuk itu sangat menyayangi(?) listrik.
“gwenchannayo, chagiya. Ada aku disampingmu. Ayo masuk.” Kembali Eunhyuk meraih pergelangan tangan Yemi dan memaksanya masuk kedalam rumahnya.

“ya, oppa~! Kenapa kau menuang wine itu? Memangnya untuk siapa??” tanya Yemi heran saat melihat Eunhyuk—yang berjarak 20 meter darinya, sedang menuang wine kedalam gelas yang memang khusus untuk minuman beralkohol.
“kau bilang kan kau merasa kedinginan? Kebetulan aku beli wine merah ini kemarin. Ayo diminum. Minuman ini bisa membantumu menghangatkan tubuh.” Sodor Eunhyuk sembari berjalan mendekati Yemi yang duduk di sofa depan TV.
“ha-hajiman, oppa, wine-nya terlalu banyak. Bagaimana aku menghabiskannya?” ujar Yemi menerima gelas itu.
“oh ayolah, jangan membuatku kecewa. Kau hanya perlu meminum wine ini.” Rengek(?) Eunhyuk manja.
“geurae, oppa. Bagaimanapun kau sudah susah payah membeli wine ini. Aku akan mencoba menghabiskannya.” Yemi langsung menenggak minuman itu dalam sekali tegukan. Alhasil, kepalanya langsung terasa ringan seperti ingin terbang *sumpah, yang ini author ngarang abis*
“naah, kau benar-benar yeoja yang pintar.” Puji Eunhyuk mengelus-elus pucuk kepala Yemi.
“aaaahhh, oppa. Tenggorokanku seperti terbakar.” Keluhnya.
“tapi, apa kau sudah merasa lebih hangat sekarang?”
“ne,.. kurasa aku butuh toilet. Dimana letak toiletmu?”
“nah, kau lihat pot kosong di koridor sana?” Eunhyuk menunjuk sebuah pot kosong berwarna hitam, Yemi mengangguk. “kau jalan kesana, lalu sampai di pintu berwarna merah marun, itu toilet.”
“ne,..kamsa.” jawab Yemi singkat kemudian beranjak dari duduknya menuju arah yang ditunjukkan Eunhyuk tadi.

-Yemi POV-
Rasanya kakiku berubah menjadi agar-agar, ruangan mulai berputar dan pandanganku juga mulai mengabur. Efeknya cepat sekali. Kini aku sampai di depan pintu berwarna merah marun yang tadi Eunhyuk tunjuk. Kuputar knop pintu perlahan, dan segera masuk.
Eh, tunggu dulu. Ada yang salah. Yaaa! Dimana saklar lampunya?? Kuraba dinding disekelilingku, berharap menemukan saklar lampu. Tidak ada!
Ah, siapa peduli? -___-  hidungku menangkap bau yang agak aneh. Bau,...kurasa bau anyir seperti darah. Ah, masa iya?
Terdengar suara ketukan pintu, hanya 3 kali. Kemudian suara Eunhyuk yang bertanya dengan nada agak cemas terdengar.
“Yemi-ah, kau masih didalam? Kau sudah didalam sangat lama. Apa kau baik-baik saja?” tanyanya dari luar.
“ne, naneun gwenchannayo. Aku akan keluar sekarang.” Jawabku mencoba bangun dari tidur singkatku—dikamar mandi.  “emm, mianhae. Aku membuatmu cemas, oppa.” Ujarku setelah berhadapan dengannya. Kurasa ada yang salah dengan wajahnya. Ada taring panjang di mulutnya. Apa aku salah lihat?
“ne, gwenchanna. Ayo, aku mau menonton film kesukaanku bersamamu. Kajja.”
“eh? Film? Kurasa kau tidak membicarakan itu denganku sebelumnya?” tanyaku mengernyitkan kening. Tau-tau dia sudah menarik tanganku menjauhi toilet dan kembali ke tempat semula kami duduk.
BRUUUK!!

-Author POV-
BRUUUK!!
Yemi tiba-tiba terjatuh dan pingsan. Tubuh ringkihnya mau tidak mau beradu dengan lantai parquet dibawah. Namun aneh, bukannya panik Eunhyuk malah menyeret asal tubuh Yemi ke sofa tadi.
“Aaarghhhh...kau sangat menggoda.” Ujar Eunhyuk horror sambil mengamati setiap lekuk wajah Yemi. Tanpa diduga dan entah bagaimana caranya, tumbuh kuku-kuku tajam yang memanjang tak normal dari jari Eunhyuk. Dan juga taring yang bertengger di gusinya juga semakin panjang. Oh ya, jangan lupakan matanya memerah seperti darah.
“tunggu. Bukankah aku sudah berjanji dengan Donghae? Yaa, kemana makhluk itu?” Eunhyuk bangkit meninggalkan tubuh Yemi yang tergeletak tak bergerak di sofa dan pergi keluar rumah.

“yak!! Lee Donghae!! Kemana kau??!” Teriak Eunhyuk laiknya orang gila #plaak *abaikan part ini -_-v* memanggil-manggil orang bernama Lee Donghae.
Tak lama, tampak sebuah bayangan hitam berjalan cepat di tengah jalan yang terus diguyur salju. Wajahnya bisa dibilang sangat tampan untuk ukuran ‘seorang’ siluman. Taring dan kukunya memanjang tak normal, memancarkan aura misterius yang sangat kuat.
“mian. Aku baru datang.” Ujar sosok itu dingin.
“Ok, aku akan memaklumi karena ini kali pertama kau belajar menjadi seorang vampir sejati. Lain waktu, jangan harap. Atau kau akan dibuang ke lubang neraka oleh para petinggi vampir. Sekarang, apa kau dapat mangsa pertamamu?”
“ya, aku dapt seorang yeoja.” Jawab Donghae datar.

>>skip time [still at Eunhyuk’s house]
“hmm, Yemi-ah, kau baru sadar?” tanya Eunhyuk dingin pada Yemi yang baru membuka kelopak matanya akibat menenggak wine yang disodorkan padanya tadi.
“oppa, aku dimana?” balik Yemi bertanya. Pemandangan sekelilingnya tampak aneh.
--ada figura yang tertempel di dinding dalam posisi miring, sarang laba-laba banyak mengisi sudut ruangan, dan yang paling membuat Yemi mengernyit bingung; disebelah Eunhyuk terdapat sesosok yang perawakannya mirip dengan Eunhyuk, tetapi yang ini taringnya lebih panjang sedikit daripada Eunhyuk.
“kau masih dirumahku. Ini lantai dua.” Tepat setelah mengatakan itu, Eunhyuk dan makhluk disebelahnya itu berubah wujud menjadi sesosok makhluk yang sangat mengerikan.
“oppa, ap-apa, apa yang terjadi? Kau kenapa?” Yemi beringsut mundur, mencoba menghindar.
“diamlah. Ini akan menyenangkan.” Ucap Donghae—makhluk disebelah Eunhyuk, seraya meraih sebelah tangan Yemi.
“hey! Ini punyaku! Makanlah milikmu!” bentak Eunhyuk melempar tangan Donghae agar menjauh dari mangsanya.
“apa? Ma-makan? Oppa, apa artinya semua ini?” tanya Yemi semakin ketakutan. Namun tak digubris oleh Eunhyuk. “emmmh,hmmmm..” desah Eunhyuk nikmat saat menjilati pergelangan tangan Yemi.
“oppa~!! Jebalyo, jelaskan padaku.” Yemi mulai menangis.
“diam!!”
“AAAKHH!!” Yemi menjerit kesakitan. Pergelangan tangannya dirobek dalam sekali hentakan. Eunhyuk mulai menggila. Ia mulai menjilati darah yang mengalir dari luka yang dibuatnya.
“appo,..hentikan oppa.” Yemi berusaha berontak. Namun tak bisa, karena entah mengapa tenaganya serasa menghilang begitu saja. Tubuhnya sangat lemas.
“hmmm, kau darahmu sangat enak, mmemmmhhh..” racau Eunhyuk disela-sela kegiatannya menjilat dan menghisap darah itu.
SREEEK!! Eunhyuk merobek luka sobekan tadi menjadi lebih panjang. Tak ayal, Yemi semakin berteriak kesakitan. Kini kulit di tangan yeoja itu sudah terkelupas, daging merah mudanya dapat terlihat jelas, dan itu semakin membuat Eunhyuk bernafsu untuk menyantap manusia di depannya.
“ahhhhh, sakit..” teriak Yemi dengan sisa-sisa tenaga yang dimilikinya. “kau itu berisik sekali, sih?!” bentak Eunhyuk langsung menyambar leher Yemi dan menggigitnya dalam.
“akh.” Yemi mulai pucat. Wajahnya membiru—tanda kekurangan darah. “ak..aku...” kalimat yeoja itu tergantung. Ia meregang nyawa.
CRAAATTHH!! Untuk kali kedua, Eunhyuk membuat luka menggunakan kukunya di leher Yemi. Namun luka kali ini lebih dalam hingga organ tenggorokannya terlihat. Mungkin jika ia ‘pure human’ ia akan bergidik ngeri. Tapi sekarang situasinya berbeda. Ia tak membiarkan setetes darahpun terbuang percuma. Ia menjilati bagian mana saja yang terdapat darah mengalir.
.
Setelah setengah jam Eunhyuk bergulat dengan jasad Yemi, akhirnya selesai juga. Kini jasad itu sudah tak berbentuk. Organ dalamnya tercecer kemana-mana. Sementara bagian wajahnya sudah terkoyak tak keruan. Kenyang. Itulah yang dirasakan Eunhyuk saat ini. Tapi kemudian....

“YAK!! Lee Hyukjae!! Sampai kapan kau mau tidur terus, hah?! Ayo bangun! Lihat jam berapa ini!!” pekik seseorang sambil mengguncang-guncang tubuh Eunhyuk.
“heeemmmm, nanti saja. Aku mau tidur lagi.” Jawab Eunhyuk masih dengan keadaan kelopak mata yang terkatup rapat.

>>>>>END??<<<<<

Kalian sudah baca warning di bagian awal FF ini. Sekarang waktunya komen~~ yihaaaaaa *ala koboi*
Mian, ini FF jelek banget T^T

Tidak ada komentar:

Posting Komentar