Title: Evil Eunhyuk
Author: Fitrii Kamilaa Elf
(@Fifi_JewELF)
Cast: Lee Hyukjae as him self |Lee Donghae as him self | Kwon Yemi [OC]
Genre: Blood scene, OOC, Fantasy, romance(?!)
Rating: PG 13+
Length: Oneshoot
Note: “hei wokaso
reddeulmung dongsong bongrong de enistowe!!” dengan ini kalian telah membaca
mantra WAJIB RCL. Barang siapa tidak RCL, tanggung sendiri akibatnya. ^^v
---Happy reading
(y)---
-Author POV-
Musim dingin
akhir tahun, malam itu butiran putih nan dingin seperti kapas turun
perlahan-lahan menutupi kota modern, Seoul. Suhu yang teramat dingin membuat
sebagian orang memilih berkemul dengan selimut tebal ditemani api unggun dan secangkir
teh hangat. Namun sebagian lagi memilih bermain salju di halaman rumah mereka.
Berbeda dengan orang kebanyakan, Eunhyuk dan Yemi malah memilih duduk dibawah
pohon maple tengah kota sekedar untuk berbincag-bincang.
“oppa,..” panggil
Yemi manja.
“ne, ada apa
chagi?” sahut Eunhyuk sambil menolehkan kepalanya menghadap kekasihnya.
“apa oppa tidak
merasa kedinginan?” tanya Yemi masih dengan nada manja.
“anio. Memangnya
kau kedinginan?”
“iya, udaranya
terlalu dingin. Aku merasa tidak nyaman.”
“hmm, mari
kupeluk.” Ujar Eunhyuk santai.
“ap-apa? APA?
Andwae! Jangan coba-coba lakukan itu! Nan shirreo!!”
“lalu, kau mau
apa?”
Yemi memutar bola
matanya sejenak. “aku tidak tau. Yang jelas, jangan pergi kerumahku.”
Eunhyuk
memamerkan gummy smile-nya seraya berkata “kerumahku, kajja!!” putus Eunhyuk
sepihak sebelum menanyakan perstujuan dari Yemi.
“oppa, aku kan
tidak bilang iya.” Sanggah Yemi berusaha melepaskan kepalan tangan Eunhyuk yang
membelenggu pergelangan tangannya.
“geumamhae,
jangan banyak bicara. Ikutlah kerumahku.” Jawab Eunhyuk terus membawa tangan
Yemi menjauh dari pohon maple yang semula menjadi tempat kedua insan itu
berbincang menuju rumahnya.
“oppa~ aku,..aku
tidak mau.” Tutur Yemi sambil meremas syal merah yang melingkar indah di
lehernya saat tiba didepan rumah Eunhyuk.
Rumah Eunhyuk
seperti rumah kosong yang sudah lama tidak ditinggali. Dedaunan kering
berserakan dimana-mana, beberapa batang pohon setinggi lebih dari 4 meter
berdiri kokoh seolah memagari rumah yang berada ditengah-tengahnya, dan
ditambah oleh minimnya penerangan. Rasanya, orang bernama Eunhyuk itu sangat
menyayangi(?) listrik.
“gwenchannayo,
chagiya. Ada aku disampingmu. Ayo masuk.” Kembali Eunhyuk meraih pergelangan
tangan Yemi dan memaksanya masuk kedalam rumahnya.
“ya, oppa~!
Kenapa kau menuang wine itu? Memangnya untuk siapa??” tanya Yemi heran saat
melihat Eunhyuk—yang berjarak 20 meter darinya, sedang menuang wine kedalam
gelas yang memang khusus untuk minuman beralkohol.
“kau bilang kan
kau merasa kedinginan? Kebetulan aku beli wine merah ini kemarin. Ayo diminum.
Minuman ini bisa membantumu menghangatkan tubuh.” Sodor Eunhyuk sembari
berjalan mendekati Yemi yang duduk di sofa depan TV.
“ha-hajiman,
oppa, wine-nya terlalu banyak. Bagaimana aku menghabiskannya?” ujar Yemi
menerima gelas itu.
“oh ayolah,
jangan membuatku kecewa. Kau hanya perlu meminum wine ini.” Rengek(?) Eunhyuk
manja.
“geurae, oppa.
Bagaimanapun kau sudah susah payah membeli wine ini. Aku akan mencoba
menghabiskannya.” Yemi langsung menenggak minuman itu dalam sekali tegukan. Alhasil,
kepalanya langsung terasa ringan seperti ingin terbang *sumpah, yang ini author
ngarang abis*
“naah, kau
benar-benar yeoja yang pintar.” Puji Eunhyuk mengelus-elus pucuk kepala Yemi.
“aaaahhh, oppa.
Tenggorokanku seperti terbakar.” Keluhnya.
“tapi, apa kau
sudah merasa lebih hangat sekarang?”
“ne,.. kurasa aku
butuh toilet. Dimana letak toiletmu?”
“nah, kau lihat
pot kosong di koridor sana?” Eunhyuk menunjuk sebuah pot kosong berwarna hitam,
Yemi mengangguk. “kau jalan kesana, lalu sampai di pintu berwarna merah marun,
itu toilet.”
“ne,..kamsa.”
jawab Yemi singkat kemudian beranjak dari duduknya menuju arah yang ditunjukkan
Eunhyuk tadi.
-Yemi POV-
Rasanya
kakiku berubah menjadi agar-agar, ruangan mulai berputar dan pandanganku juga
mulai mengabur. Efeknya cepat sekali. Kini aku sampai di depan pintu berwarna
merah marun yang tadi Eunhyuk tunjuk. Kuputar knop pintu perlahan, dan segera
masuk.
Eh,
tunggu dulu. Ada yang salah. Yaaa! Dimana saklar lampunya?? Kuraba dinding
disekelilingku, berharap menemukan saklar lampu. Tidak ada!
Ah,
siapa peduli? -___- hidungku menangkap
bau yang agak aneh. Bau,...kurasa bau anyir seperti darah. Ah, masa iya?
Terdengar
suara ketukan pintu, hanya 3 kali. Kemudian suara Eunhyuk yang bertanya dengan
nada agak cemas terdengar.
“Yemi-ah,
kau masih didalam? Kau sudah didalam sangat lama. Apa kau baik-baik saja?”
tanyanya dari luar.
“ne,
naneun gwenchannayo. Aku akan keluar sekarang.” Jawabku mencoba bangun dari
tidur singkatku—dikamar mandi. “emm,
mianhae. Aku membuatmu cemas, oppa.” Ujarku setelah berhadapan dengannya.
Kurasa ada yang salah dengan wajahnya. Ada taring panjang di mulutnya. Apa aku
salah lihat?
“ne,
gwenchanna. Ayo, aku mau menonton film kesukaanku bersamamu. Kajja.”
“eh?
Film? Kurasa kau tidak membicarakan itu denganku sebelumnya?” tanyaku
mengernyitkan kening. Tau-tau dia sudah menarik tanganku menjauhi toilet dan
kembali ke tempat semula kami duduk.
BRUUUK!!
-Author POV-
BRUUUK!!
Yemi tiba-tiba
terjatuh dan pingsan. Tubuh ringkihnya mau tidak mau beradu dengan lantai
parquet dibawah. Namun aneh, bukannya panik Eunhyuk malah menyeret asal tubuh
Yemi ke sofa tadi.
“Aaarghhhh...kau
sangat menggoda.” Ujar Eunhyuk horror sambil mengamati setiap lekuk wajah Yemi.
Tanpa diduga dan entah bagaimana caranya, tumbuh kuku-kuku tajam yang memanjang
tak normal dari jari Eunhyuk. Dan juga taring yang bertengger di gusinya juga
semakin panjang. Oh ya, jangan lupakan matanya memerah seperti darah.
“tunggu. Bukankah
aku sudah berjanji dengan Donghae? Yaa, kemana makhluk itu?” Eunhyuk bangkit
meninggalkan tubuh Yemi yang tergeletak tak bergerak di sofa dan pergi keluar
rumah.
“yak!! Lee
Donghae!! Kemana kau??!” Teriak Eunhyuk laiknya orang gila #plaak *abaikan part
ini -_-v* memanggil-manggil orang bernama Lee Donghae.
Tak
lama, tampak sebuah bayangan hitam berjalan cepat di tengah jalan yang terus
diguyur salju. Wajahnya bisa dibilang sangat tampan untuk ukuran ‘seorang’
siluman. Taring dan kukunya memanjang tak normal, memancarkan aura misterius
yang sangat kuat.
“mian.
Aku baru datang.” Ujar sosok itu dingin.
“Ok,
aku akan memaklumi karena ini kali pertama kau belajar menjadi seorang vampir
sejati. Lain waktu, jangan harap. Atau kau akan dibuang ke lubang neraka oleh
para petinggi vampir. Sekarang, apa kau dapat mangsa pertamamu?”
“ya, aku dapt
seorang yeoja.” Jawab Donghae datar.
>>skip time
[still at Eunhyuk’s house]
“hmm, Yemi-ah,
kau baru sadar?” tanya Eunhyuk dingin pada Yemi yang baru membuka kelopak
matanya akibat menenggak wine yang disodorkan padanya tadi.
“oppa, aku
dimana?” balik Yemi bertanya. Pemandangan sekelilingnya tampak aneh.
--ada figura yang
tertempel di dinding dalam posisi miring, sarang laba-laba banyak mengisi sudut
ruangan, dan yang paling membuat Yemi mengernyit bingung; disebelah Eunhyuk
terdapat sesosok yang perawakannya mirip dengan Eunhyuk, tetapi yang ini
taringnya lebih panjang sedikit daripada Eunhyuk.
“kau masih
dirumahku. Ini lantai dua.” Tepat setelah mengatakan itu, Eunhyuk dan makhluk
disebelahnya itu berubah wujud menjadi sesosok makhluk yang sangat mengerikan.
“oppa, ap-apa,
apa yang terjadi? Kau kenapa?” Yemi beringsut mundur, mencoba menghindar.
“diamlah. Ini
akan menyenangkan.” Ucap Donghae—makhluk disebelah Eunhyuk, seraya meraih
sebelah tangan Yemi.
“hey! Ini
punyaku! Makanlah milikmu!” bentak Eunhyuk melempar tangan Donghae agar menjauh
dari mangsanya.
“apa? Ma-makan?
Oppa, apa artinya semua ini?” tanya Yemi semakin ketakutan. Namun tak digubris
oleh Eunhyuk. “emmmh,hmmmm..” desah Eunhyuk nikmat saat menjilati pergelangan
tangan Yemi.
“oppa~!! Jebalyo,
jelaskan padaku.” Yemi mulai menangis.
“diam!!”
“AAAKHH!!” Yemi
menjerit kesakitan. Pergelangan tangannya dirobek dalam sekali hentakan.
Eunhyuk mulai menggila. Ia mulai menjilati darah yang mengalir dari luka yang
dibuatnya.
“appo,..hentikan
oppa.” Yemi berusaha berontak. Namun tak bisa, karena entah mengapa tenaganya
serasa menghilang begitu saja. Tubuhnya sangat lemas.
“hmmm, kau
darahmu sangat enak, mmemmmhhh..” racau Eunhyuk disela-sela kegiatannya
menjilat dan menghisap darah itu.
SREEEK!! Eunhyuk
merobek luka sobekan tadi menjadi lebih panjang. Tak ayal, Yemi semakin
berteriak kesakitan. Kini kulit di tangan yeoja itu sudah terkelupas, daging
merah mudanya dapat terlihat jelas, dan itu semakin membuat Eunhyuk bernafsu
untuk menyantap manusia di depannya.
“ahhhhh, sakit..”
teriak Yemi dengan sisa-sisa tenaga yang dimilikinya. “kau itu berisik sekali,
sih?!” bentak Eunhyuk langsung menyambar leher Yemi dan menggigitnya dalam.
“akh.” Yemi mulai
pucat. Wajahnya membiru—tanda kekurangan darah. “ak..aku...” kalimat yeoja itu
tergantung. Ia meregang nyawa.
CRAAATTHH!! Untuk
kali kedua, Eunhyuk membuat luka menggunakan kukunya di leher Yemi. Namun luka
kali ini lebih dalam hingga organ tenggorokannya terlihat. Mungkin jika ia ‘pure
human’ ia akan bergidik ngeri. Tapi sekarang situasinya berbeda. Ia tak
membiarkan setetes darahpun terbuang percuma. Ia menjilati bagian mana saja yang terdapat darah mengalir.
.
Setelah setengah
jam Eunhyuk bergulat dengan jasad Yemi, akhirnya selesai juga. Kini jasad itu
sudah tak berbentuk. Organ dalamnya tercecer kemana-mana. Sementara bagian
wajahnya sudah terkoyak tak keruan. Kenyang. Itulah yang dirasakan Eunhyuk saat
ini. Tapi kemudian....
“YAK!! Lee
Hyukjae!! Sampai kapan kau mau tidur terus, hah?! Ayo bangun! Lihat jam berapa
ini!!” pekik seseorang sambil mengguncang-guncang tubuh Eunhyuk.
“heeemmmm, nanti
saja. Aku mau tidur lagi.” Jawab Eunhyuk masih dengan keadaan kelopak mata yang
terkatup rapat.
>>>>>END??<<<<<
Kalian sudah baca
warning di bagian awal FF ini. Sekarang waktunya komen~~ yihaaaaaa *ala koboi*
Mian, ini FF
jelek banget T^T
Tidak ada komentar:
Posting Komentar